Selasa, 26 November 2013

TEORI FEMINIS, Keragaman Pemikiran Feminis

Oleh: Ika Wahyu Susanti
1111032100039/ PA B

Ø  Feminis berasal dari kata latin femina yang berarti memiliki sifat keperempuanan. Kata feminisme dikreasikan pertama kali oleh aktivis sosialisutopis, Charles Fourier pada tahun 1837.[1]
Ø  Feminisme dalam pengertian yang lebih luas adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya.
Ø  Sejarah Feminisme terbagi kepada tiga gelombang:[2]
                      I.        The First Feminist Wave : Votes for Women
Kata feminisme sendiri pertama kali dikreasikan oleh aktivis sosialis utopis yaitu Charles Fourier pada tahun 1837. Kemudian pergerakan yang berpusat di Eropa ini pindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak adanya publikasi buku yang berjudul the subjection of women (1869) karya John Stuart Mill, dan perjuangan ini menandai kelahiran gerakan feminisme pada gelombang pertama.
                     II.        The Second Feminist Wave : The Personal Is Political

Setelah berakhirnya perang dunia kedua, yang ditandai dengan lahirnya Negara-negara baru yang terbebas dari penjajahan negara-negara Eropa maka lahirlah gerakan Feminisme gelombang kedua pada tahun 1960 dimana fenomena ini mencapai puncaknya dengan diikutsertakannya kaum perempuan dan hak suara perempuan dalam hak suara parlemen. Pada tahun ini merupakan awal bagi perempuan mendapatkan hak pilih dari selanjutnya ikut mendiami ranah politik kenegaraan.
                    III.        The Third Feminist Wave : Transversal Political
Feminisme sebagai kegiatan politik akar rumputnya tidak hilang. Kaum perempuan tetap aktif hingga sekarang dalam kampanye-kampanye dengan isu tunggal seputar, misalnya pornografi, hak reproduksi, kekerasaan terhadap perempuan dan hak-hak legal perempuan. Kaum feminisi juga terlibat dan memberikan kontribusi yang khas terhadap gerakan gerakan sosial yang lebh luas, seperti gerakan perdamaian dan kampanye menuntut hak-hak kaum lesbian dan gay. Gagasan-gagasan feminis juga memiliki pengaruh dalam politik arus utama dan berbagai perdebatan publik yang lebih luas.
o   Gerakan feminisme muncul dalam tiga konteks:
1.    Revolusi Perancis, ditandai dengan munculnya tokoh Mary Wollstonecraft , 1792  menulis buku “A Vindication of the Right of Women” yang menentang anggapan bahwa perempuan hanya untuk memberi kepuasan seksual kepada lelaki, dan menjelaskan bahwa perempuan mempunyai peluang yang sama dengan lelaki dalam hal ekonomi, pendidikan, sosial, dan politik. 
2.    Revolusi Industri
3.    Perang kemerdekaan di Amerika Utara. Pada masa ini perjuangan untuk membebaskan perbudakan sangat gigih  dan muncul slogan “semua orang adalah sama”. Sehingga perang yang terjadi Perang untuk menentang kolonialis Inggris dan mendukung hak-hak warga Negara. Tokohnya  Susan B. Anthony, Elizabet Cody Staron. Perjuangan mereka menitikberatkan pada pembebasan budak dan kaum perempuan.
o   Aliran feminis liberal, Aliran ini dipengaruhi oleh teori structural fungsionalisme,yang   
muncul sebagai kritik terhadap teori politik liberal yang pada umumnya menjunjung tinggi nilai otonomi, persamaan dan nilai moral serta kebebasan individu, akan tetapi pada saat yang sama dianggap mendiskriminasi kaum perempuan. Dalam mendefinisikan masalah kaum perempuan, aliran ini tidak melihat struktur dan system sebagai pokok permasalahan. 
Asumsi dasar feminisme liberal adalah bahwa kebebasan (freedom) dan kesamaan (equality) berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik.
o   Aliran Feminisme Radikal, aliran ini muncul sebagai kultur sexism atau diskriminasi social berdasarkan jenis kelamin di Barat pada tahun 60-an.
o   Feminisme Marxis, Menurut Aliran Feminisme Marxis, penindasan perempuan adalah bagian dari penindasan kelas dalam hubungan produksi. Menurut Karl Marx, hubungan antara suami dan istri serupa dengan hubungan antara proletar dan borjuis, serta tingkat kemajuan masyarakat dapat diukur dari status perempuannya. 
o   Feminisme Sosial, Asumsi femisnisme sosialis adalah hidup dalam masyarakat yang kapitalis bukan satu-satunya penyebab keterbelakangan perempuan sebagai perempuan . Feminis sosialis menolak visi Marxis yang meletakkan eksploitasi ekonomi sebagai dasar penindasan gender. Sebaliknya, feminisme tanpa kesadaran kelas juga menimbulkan masalah. à analisis patriarki perlu dikawinkan dengan analisis kelas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/1207029/2.1_Feminisme



[1] http://www.academia.edu/1207029/2.1_Feminisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar