Oleh: Ika Wahyu Susanti
1111032100039/ PA
B
Ø Feminis berasal dari kata latin femina yang berarti
memiliki sifat keperempuanan. Kata feminisme dikreasikan pertama kali oleh
aktivis sosialisutopis, Charles Fourier pada tahun 1837.[1]
Ø Feminisme dalam pengertian yang lebih luas adalah gerakan kaum wanita untuk menolak
segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh
kebudayaan dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya.
I.
The First
Feminist Wave : Votes for Women
Kata
feminisme sendiri pertama kali dikreasikan oleh aktivis sosialis utopis yaitu
Charles Fourier pada tahun 1837. Kemudian pergerakan yang berpusat di Eropa ini
pindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak adanya publikasi buku yang
berjudul the subjection of women (1869) karya John Stuart Mill, dan
perjuangan ini menandai kelahiran gerakan feminisme pada gelombang pertama.
II.
The Second
Feminist Wave : The Personal Is Political
Setelah berakhirnya perang dunia kedua, yang ditandai
dengan lahirnya Negara-negara baru yang terbebas dari penjajahan negara-negara
Eropa maka lahirlah gerakan Feminisme gelombang kedua pada tahun 1960 dimana
fenomena ini mencapai puncaknya dengan diikutsertakannya kaum perempuan dan hak
suara perempuan dalam hak suara parlemen. Pada
tahun ini merupakan awal bagi perempuan mendapatkan hak pilih dari selanjutnya
ikut mendiami ranah politik kenegaraan.
III.
The Third
Feminist Wave : Transversal
Political
Feminisme sebagai kegiatan politik akar rumputnya tidak
hilang. Kaum perempuan tetap aktif hingga sekarang dalam kampanye-kampanye
dengan isu tunggal seputar, misalnya pornografi, hak reproduksi, kekerasaan
terhadap perempuan dan hak-hak legal perempuan. Kaum feminisi juga terlibat dan
memberikan kontribusi yang khas terhadap gerakan gerakan sosial yang lebh luas,
seperti gerakan perdamaian dan kampanye menuntut hak-hak kaum lesbian dan gay.
Gagasan-gagasan feminis juga memiliki pengaruh dalam politik arus utama dan
berbagai perdebatan publik yang lebih luas.
o Gerakan feminisme
muncul dalam tiga konteks:
1.
Revolusi Perancis, ditandai dengan munculnya tokoh Mary
Wollstonecraft , 1792 menulis buku “A
Vindication of the Right of Women” yang menentang anggapan bahwa perempuan
hanya untuk memberi kepuasan seksual kepada lelaki, dan menjelaskan bahwa
perempuan mempunyai peluang yang sama dengan lelaki dalam hal ekonomi,
pendidikan, sosial, dan politik.
2.
Revolusi Industri
3.
Perang kemerdekaan di Amerika Utara. Pada
masa ini perjuangan untuk membebaskan perbudakan sangat gigih dan muncul slogan “semua orang adalah sama”.
Sehingga perang yang terjadi Perang untuk menentang kolonialis Inggris dan
mendukung hak-hak warga Negara. Tokohnya
Susan B. Anthony, Elizabet Cody Staron. Perjuangan mereka menitikberatkan
pada pembebasan budak dan kaum perempuan.
o Aliran feminis
liberal, Aliran ini
dipengaruhi oleh teori structural fungsionalisme,yang
muncul sebagai kritik terhadap teori
politik liberal yang pada umumnya menjunjung tinggi nilai otonomi, persamaan
dan nilai moral serta kebebasan individu, akan tetapi pada saat yang sama
dianggap mendiskriminasi kaum perempuan. Dalam mendefinisikan masalah kaum
perempuan, aliran ini tidak melihat struktur dan system sebagai pokok
permasalahan.
Asumsi dasar feminisme liberal adalah
bahwa kebebasan (freedom) dan kesamaan (equality) berakar pada
rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik.
o
Aliran Feminisme Radikal, aliran ini muncul sebagai
kultur sexism atau diskriminasi social berdasarkan jenis kelamin di Barat pada
tahun 60-an.
o Feminisme
Marxis, Menurut
Aliran Feminisme Marxis, penindasan perempuan adalah bagian dari penindasan
kelas dalam hubungan produksi. Menurut Karl Marx, hubungan antara suami dan
istri serupa dengan hubungan antara proletar dan borjuis, serta tingkat
kemajuan masyarakat dapat diukur dari status perempuannya.
o Feminisme
Sosial, Asumsi
femisnisme sosialis adalah hidup dalam masyarakat yang kapitalis bukan
satu-satunya penyebab keterbelakangan perempuan sebagai perempuan . Feminis
sosialis menolak visi Marxis yang meletakkan eksploitasi ekonomi sebagai dasar
penindasan gender. Sebaliknya, feminisme tanpa kesadaran kelas juga
menimbulkan masalah. à analisis patriarki perlu dikawinkan
dengan analisis kelas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/1207029/2.1_Feminisme
http://www.sagepub.com/upm-data/6236_Chapter_1_Krolokke_2nd_Rev_Final_Pdf.pdf, 22 September 2013, 22.00
[1] http://www.academia.edu/1207029/2.1_Feminisme
[2] http://www.sagepub.com/upm-data/6236_Chapter_1_Krolokke_2nd_Rev_Final_Pdf.pdf, 22
September 2013, 22.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar